2 Karung Gabah
2 Karung Gabah
Suatu hari di bulan Mei 1993 di Kota Brebes, Jawa Tengah. Peristiwa
yang selalu membekas alam ingatanku untuk selalu bersyukur dan tegar menghadapi
hidup.
Bapakku dengan semangat mengangkat 2 karung gabah yang dipanennya
1 bulan lalu. 2 karung gabah ditimbangnya di halaman rumahku untuk ditukar
dengan beberapa lembar uang.
“Berapa kilo semuanya pak?” tanya
bapakku pada seorang tengkulak.
“Semuanya 95 kilo. jadi cuma
dapat 76 ribu!” jawab sang tengkulak.
“Ditambahin sedikit dong pak!” rayu bapakku.
“Tidak bisa pak! sudah pas, saya
untungnya tipis!” sanggah sang tengkulak.
Akhirnya Bapakku merelakan 2 karung gabah untuk dijual. Uang
hasil penjualan gabah tersebut untuk membayar pendaftaran ulang sekolahku di SMA
Negeri 1 Tegal. Sebenarnya Aku pun tidak tega melihat Bapak menjual gabah
tersebut. Mengapa? karena gabah tersebut merupakan hasil panen sawah kami yang
terkena banjir. Padahal, dari 1 bau (0,9
hektar) yang biasanya menghasilkan hingga 15 karung. 2 karung gabah tersebut
sebagai bekal selama masa kemarau.
“Ini uang hasil penjualan gabah. Bapak
hanya bisa membantu seadanya. Selanjutnya, kamu cari sendiri untuk membiayai
sekolahmu. Bapak sudah tidak punya apa-apa. Yang penting kamu bisa sekolah!”
kata Bapakku sambil mengulurkan uangnya.
Air mataku pun tidak terasa menetes. Bapak, Ibu, Kakakku
perempuan, Adik-adiku yang masih SD pun ikut menangis.
Aku menyadari harta keluarga sudah habis karena dijual satu
persatu untuk biaya Kakakku sekolah pendidikan tinggi di Jakarta. Semua
material bangunan untuk membangun rumah baru yang lebih layak pun telah habis. Dari
batu kali, batu bata, kusen, pasir, kapur yang telah dikumpulkan bertahun-tahun
telah berpindah tangan ke orang lain. Begitu besar pengorbanan, harapan dan
do’a orang tuaku.
Berbekal 76 ribu
akhirnya Aku mampu menuntaskan sekolahku. Aku harus berpindah-pindah tempat
tinggal selama sekolah. dari menumpang di tempat saudara sampai tinggal di
asrama SMA Aku jalani. Puasa Senin Kamis sudah terbiasa Aku jalani.
Post a Comment for "2 Karung Gabah"