“GARIS KEJUT” PAKET JOKOWI-JK
“GARIS
KEJUT” PAKET JOKOWI-JK
Oleh
Casmudi, S.AP
Persaingan Pilpres 2014 semakin memanas. Setelah sekian lama siapa sosok
Cawapres yang akan mendampingi Jokowi akhirnya terbaca juga. Sosok Jusuf Kalla
yang biasa disebut JK akhirnya mau dipinang Jokowi (JKW) mewakili PDI-P untuk
menjadi Cawapresnya. Namun, dalam deklarasi yang terkesan dadakan memberikan indikasi bahwa Megawati sebagai Ketua Umum PDI-P
belum sepenuhnya ikhlas untuk mendeklarasikan Jokowi-JK. Kita masih ingat
pidato Megawati yang menegaskan bahwa Jokowi masih dianggap sebagai petugas partai. Banyak kalangan yang
beranggapan, bahwa Puan Maharani (Putri Megawati) yang bertindak sebagai Ketua
Bappilu akan disandingkan dengan Jokowi ternyata mentah dari perkiraan.
Saya pribadi beranggapan bahwa mengajukan Puan Maharani untuk
disandingkan dengan Jokowi dengan maksud untuk melanjutkan kepemimpinan trah Soekarno dalam tampuk kekuasaan. Tetapi,
karena Puan Maharani dianggap masih tergolong “hijau” dalam pemerintahan,
akhirnya keinginan tersebut tidak terwujud.
Apalagi, menyaksikan siaran langsung jalannya deklarasi di Televisi
tidak melihat kehadiran Megawati (maaf kalau saya salah) dalam deklarasi di
Gedung Juang 45 tersebut. Sinyal semakin kuat bahwa sebenarnya Megawati belum
seratus persen “mengiyakan” paket Jokowi-JK. Dengan kata lain, seperti “dereng
legowo” (belum ikhlas) dan terkesan dipaksakan atas desakan pihak eksternal bukan
dari internal partai itu sendiri.
Paket Jokowi-JK menurut saya banyak mengandung garis kejutnya. Satu hal
yang paling dominan adalah kehadiran sosok JK yang terkenal sebagai pekerja
akan mampu mendominasi dari kinerja Jokowi. Bahkan, JK akan mampu melibas habis
sosok Jokowi. Kita sudah tahu bahwa, sosok JK mampu menutupi sosok SBY yang
terkenal kharismanya pada Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I. Tindak tanduk SBY
sepertinya tenggelam karena track record
sosok JK. Apalagi (maaf) sosok Jokowi yang masih baru dalam pemerintahan
tingkat tinggi. JK lebih berpengalaman dari pada Jokowi. Hal yang tidak diduga
adalah JK akan mampu menyetir segala
kebijakan apa yang dilakukan oleh Jokowi. Hal inilah yang akan mengakibatkan
“garis kejut” alias terkaget-kaget pada
diri Jokowi. Hal yang akan terjadi adalah perjalanan seperti Kabinet Indonesia
Bersatu Jilid I versi JKW-JK akan terjadi.
Hal lain yang akan membuat
masalah pada sosok JKW-JK adalah faktor usia. Usia JK lebih tua dari JKW yang
diindikasikan dengan “ngemong” akan membuat tindakan “ewuh-pakewuh” pada diri
JKW untuk mengatur-ngatur JK. Apalagi JK terkenal seorang administrator ulung.
Di sinilah letak kepiawaian sosok JKW serba sungkan
untuk menyetir JK membuatnya akan
semakin tenggelam. JK terkenal sebagai pekerja yang tidak mau diam. Dan JK
bukan sosok yang cari popularitas. Hal inilah yang akan menjadi ancaman JKW di
masa depan jika terpilih sebagai Presiden RI.
Hal yang paling menakutkan paket JKW-JK sebenarnya adalah internal
partai PDI-P sendiri. Kita memahami bahwa di Indonesia, biasanya Calon Presiden
adalah cenderung sosok yang menduduki kursi elit sebuah partai memang sebuah
keniscayaan. Kalau pun diambil dari luar partai adalah sosok yang sudah kampiun
dalam mengarungi ranah pemerintahan. Perlu diketahui, bahwa Jokowi bukanlah
kader elit partai. Saya membacanya seperti ada perasaan cemburu (baca: tidak
mau dikalahkan) elit partai oleh kader biasa. Sebagai contoh, ada sosok selain
Ketum seperti Pramono Anung, Tjahjo Kumolo, Puan Maharani adalah contoh kader
elit partai yang pantas dijadikan Capres atau Cawapres. Namun karena munculnya
sosok Jokowi yang didorong oleh desakan
eksternal, mau tidak mau sang Ketum harus memasangkan sosok JKW menjadi Capres.
Maksud lainnya adalah untuk meningkatkan elaktabilitas partai. Hal ini juga
yang mampu membuat “garis kejut” bagi kader elit partai. Kok bisa ya? pikir
mereka.
Masalah lain yang akan membuat garis kejut adalah kondisi teman koalisi
(PKB) yang sedang mengalami perpecahan kontituen, yaitu dengan membelotnya
Rhoma Irama. Banyak kalangan
beranggapan bahwa suara PKB terdongkrak karena munculnya sang Satria Bergitar
dengan fans jutaan di Indonesia. Oleh sebab itu, secara tidak langsung suara
PKB pun akan terbelah dan beralih ke paket Prabowo-Hatta. Suara dari Nasdem dan
Hanura pun tidak bisa mengatrol lebih jauh.
Yang terakhir adalah lawan
Paket JKW-JK yaitu Prabowo-Hatta dengan dukungan yang melimpah ruah. Dan ini di
luar perkiraan pengamat politik manapun. Padahal, prediksi awal Prabowo akan
“keleleran” (terlunta-lunta) dalam mencari kawan koalisi. Terbukti, pandangan
berbagai kalangan dimentahkan. Yah … itulah namanya politik. Dan … semuanya
akan terjawab setelah Pilpres 2014 dilangsungkan. Suara rakyat adalah suara Tuhan. Vox Populi vox dei.
Mari kita nikmati permainan politik yang indah ini. Kejam dan
mengharukan ….
Denpasar, 19 Mei 2014
Post a Comment for "“GARIS KEJUT” PAKET JOKOWI-JK"