JUSUF KALLA, “DOCTOR HONORIS CAUSA” YANG AKTIF MEMBANGUN BANGSA
JUSUF
KALLA, “DOCTOR HONORIS CAUSA” YANG
AKTIF
MEMBANGUN BANGSA
Di sebuah acara talk show
televisi swasta “Hitam Putih” yang
dipandu oleh host Deddy Corbuzier tanpa
disangka menghadirkan sosok Wakil Presiden ke-10 Republik Indonesia, Jusuf
Kalla. Berbagai pertanyaan yang diberikan oleh sang pemandu acara dijawab
begitu santai oleh Jusuf Kalla. Terkesan tidak merasai dikerjai, karena pemandu
acara pun memberikan pertanyaan yang mengalir apa adanya. Tanpa kelihatan kaku
sedikit pun.Hal ini menandakan, sepertinya tidak ada kesan canggung dari setiap
pertanyaan yang harus dijawab oleh Jusuf Kalla. Perlu diketahui, bahwa seorang
mantan Wakil Presiden adalah personal yang masih mempunyai hak protokoler dari
pihak Paspampres. Tanpa tedeng
aling-aling, Jusuf Kalla menjawab semua pertanyaan mengenai kesibukannya
setelah tidak menjabat sebagai seorang pemimpin negeri. Acara talk show
diakhiri dengan kesediaan Jusuf Kalla bernyanyi lagu daerah, meskipun
berkali-kali beliau menolaknya, karena bukan keahliannya. Suatu pemandangan
yang baru dilihat masyarakat umum, karena acara tersebut memang terkesan penuh
canda dan diselingi guyonan untuk memancing pemirsa.
Pendahuluan
Sebelum masa reformasi bergulir, kepemimpinan Indonesia masih dipilih
secara aklamasi di lembaga Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Namun sejak tahun
2004, pemilihan Presiden dan wakilnya juga anggota legislatif di tingkat pusat
dan daerah dilakukan secara langsung untuk yang pertama kali. Oleh sebab itu,
Presiden dan Wakil Presiden terpilih pada Pilpres 2004 yaitu: Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
dan Jusuf Kalla (JK) secara resmi sebagai pemimpin bangsa pertama kali yang
dipilih secara langsung oleh rakyat melalui hajat besar bangsa, yaitu Pemilihan
Umum (Pemilu). Untuk lima (5) tahun ke depan, Presiden dan Wakil Presiden
terpilih akan melaksanakan tugas yang mulia sebagai pengemban amanah rakyat.
Kolaborasi militer dan sipil bekerja sama untuk membangun bangsa yang telah
terpuruk karena berbagai masalah bangsa dan krisis yang multidimensi.
Sayangnya, track record seorang Wakil
Presiden Jusuf Kalla disinyalir banyak kalangan lebih dominan dari track record Presiden SBY.Berbagai
gagasan yang monumental telah di-launching
dari seorang Wakil Presiden Jusuf Kalla demi perbaikan bangsa.
Indonesia patut berbahagia mempunyai
anak bangsa sehebat Jufuf Kalla.Wakil Presiden ke-10 ini benar-benar merupakan
sosok negarawan yang patut ditiru generasi bangsa saat ini. Beliau mempunyai nama
lengkap Muhammad Jusuf Kalla, yang biasa dipanggil Jusuf Kalla (JK). Beliau beragama
Islam dan lahir di Watampone, Sulawesi
Utara pada tanggal 15 Mei 1942. Beliau beristrikan Hj. Mufidah Jusuf dan telah
dikaruniai seorang putra bernama Solichin Jusuf dan empat putri, yang bernama Muchlisa
Jusuf, Muswirah Jusuf, Imelda Jusuf, dan Chaerani Jusuf. Beliau juga telah
dikaruniai sembilan orang cucu. Sedangkan saudara beliau Halim Kalla. Jusuf
Kalla merupakan anak ke-2 dari 17 bersaudara dari pasangan Haji Kalla dan
Athirah. Orang tuanya berprofesi sebagai pengusaha dari keturunan Bugis yang
memiliki bendera usaha yaitu: Kalla Group. Bisnis keluarga Kalla meliputi
beberapa kelompok perusahaan di berbagai bidang industri. Untuk mengembangkan
perusahaannya dan sebagai langkah regenerasi, maka pada tahun 1968 orang tuanya
memberikan kepercayaan kepada seorang Jusuf Kalla. Jusuf Kalla dipercaya
menjadi CEO dari NV Hadji Kalla.Karena kerja keras dan keuletannya, maka di
bawah kepemimpinannya NV Hadji Kalla berkembang dari sekedar bisnis
ekspor-impor, meluas ke berbagai bidang seperti: bidang perhotelan, konstruksi,
pejualan kendaraan, perkapalan, real
estate, transportasi, peternakan udang, kelapa sawit, dan telekomunikasi. Jusuf
Kalla menjadi orang yang disegani di kawasan Sulawesi Selatan dan sekitarnya. Oleh
sebab itu, Jusuf Kalla akrab dikenal dan
disapa oleh masyarakat Makasar dengan panggilan Daeng Ucu.
Sepak terjang seorang Jusuf Kalla
sudah tidak diragukan lagi. Beliau mempunyai pengalaman organisasi kepemudaan
dan kemahasiswaan. Sewaktu masih menjadi mahasiswa, beliau pernah aktif dalam
organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) Cabang Sulawesi Selatan dari tahun 1960-1964,
Ketua HMI Cabang Makassar tahun 1965-1966, Ketua Dewan Mahasiswa Universitas
Hasanuddin (UNHAS) 1965-1966, serta Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa
Indonesia (KAMI) tahun 1967-1969.Hingga kini, beliau masih menjabat sebagai Ketua
Ikatan Keluarga Alumni (IKA) di alamamaternya Universitas Hasanuddin (UNHAS) setelah
terpilih kembali pada musyawarah bulan September 2006. Sebelum terjun ke dunia
politik, Jusuf Kalla justru pernah menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan
Industri Daerah (Kadinda) Sulawesi Selatan. Di mana beliau bertanggung jawab
mengenai perkembangan industri yang ada di kawasan Sulawesi Selatan. Maklumlah,
beliau adalah seorang pengusaha sukses yang mengetahui tentang seluk beluk
bisnis. Namun karir sebagai pengusaha sukses membuatnya tergiur untuk terjun
dalam panggung politik Indonesia. Menghadapi panggung politik bukanlah hal yang
baru bagi Jusuf Kalla.
Berkarir
di Panggung Politik dan Birokrasi
Karir di panggung politik
menghantarkan Jusuf Kalla mulai dikenal secara nasional. Sebelum menjadi Wakil
Presiden yang mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk masa
jabatan 2004-2009, Jusuf Kalla telah menjabat sebagai menteri padamasa
pemerintahan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) (Presiden RI ke-4). Bahkan, Jusuf
Kalla kembali dipercaya sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat di masa
pemerintahan Megawati Soekarnoputri (Presiden RI yang ke-5). Posisi inilah yang
menyebabkan kepemimpinan dalam bisnisnya diserahkan kepada Fatimah Kalla.
Karir politik Jusuf Kalla sungguh
cemerlang. Jusuf Kalla pernah menjabat sebagai ketua umum Partai Golongan Karya
(Golkar) yang menggantikan Akbar Tanjung untuk masa jabatan sejak bulan Desember
2004 hingga 9 Oktober 2009. Di saat Jusuf Kalla menjabat sebagai Wakil Presiden
yang merangkap sebagai Ketua Umum Golkar, beliau berkesempatan untuk melantik
185 pengurus Badan Penelitian dan Pengembangan Kekaryaan Partai Golkar di
Kantor DPP Partai Golongan Karya di Slipi, Jakarta Barat pada tanggal 10
Januari 2007. Sungguh luar biasa, mayoritas anggotanya berasal dari kalangan cendekiawan,
pejabat publik, pegawai negeri sipil, pensiunan jenderal, dan pengamat politik.
Mereka ada yang bergelar master, doktor, dan profesor.
Menjadi seorang Wakil Presiden tidak
menjadikan diri Jusuf Kalla bersenang diri. Aturan yang dilakukan oleh
protokoler istana mengharuskan beliau aman selama 24 jam. Kondisi ini menjadi
sedikit gundah-gulana. Ke manapun beliau pergi, harus mengikuti aturan yang ada.
Paspampres siap mengawal ke mana pun. Semata-mata demi keamanan pribadi. Apalagi
iring-iringan vorijder (mobil pembuka
jalan) membuat masyarakat diterobos hak azasinya. Kondisi inilah yang membuat
Jusuf Kalla ingin menikmati hidup seperti rakyat biasanya. Beliau berusaha
mencari jalan terbaik, agar bisa menikmati hari-harinya tanpa ada pengawalan
yang sangat-sangat luar biasa sebagai Wakil Presiden.
Namun posisi sebagai Wakil Presiden membuat tindakan Jusuf Kalla akan
selalu mendapat pengawalan ketat dari Paspampres Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres).
Hal ini membuat beliau tidak bisa bergerak nyaman dan bebas layaknya rakyat
pada umumnya. Perlu diketahui, Jusuf Kalla saat menjadi Wakil Presiden pernah membuat
repot Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres). Di rumah dinasnya di Jalan
Diponegoro, Jakarta Pusat tidaklah jauh dengan Taman Suropati. Keinginan beliau
untuk berakhir pekan dengan berjalan-jalan di Taman Suropati merupakan tekad
yang bulat. Apalagi mengajak cucunya
merupakan hal yang terindah, di balik kesibukannya sebagai seorang Wakil Presiden
yang super sibuk. Pasalnya pengamanan Paspampres di depan rumah dinasnya sungguh
ketat sekali. Untuk menghindari ketatnya pengawalan Paspampres, Jusuf Kalla
tidak melewati depan rumah. Namun beliau memilih keluar rumah dinasnya melalui
pintu samping rumah. Akhirnya aksi tersebut berhasil. Tidak ketinggalan,
cucunya juga diajak.
Tindakan “incognito” (penyamaran) tersebut berhasil tanpa pengawasan
Paspampres. Akhirnya, beliau pun dengan santainya melenggang untuk jalan-jalan
di Taman Suropati. Kebetulan di Taman Suropati sedang ramai dan hiruk-pikuk,
karena ada acara hiburan yang diadakan oleh sebuah stasiun swasta. Orang-orang
yang ada tidak mengenal betul kehadiran Jusuf Kalla di antara mereka, meskipun
banyak yang berpapasan dengan beliau. Bahkan banyak yang tidak menegurnya. Mereka
anggap, paling-paling rakyat biasa. Tetapi, sepandai-pandainya
tupai melompat, pasti jatuh juga begitu kata peribahasa. Akhirnya, tindakan
penyamaran Jusuf Kalla terbongkar saat sedang duduk dengan seorang bapak yang
sedang membaca koran. “Sedang baca koran Pak," tanya Jusuf Kalla kepada
seorang bapak yang sedang membaca koran tersebut. Beliau pikir, pasti bapak
tersebut tidak akan mengenalnya secara detil. Namun kejadiannya sungguh di luar
dugaan. Saat bapak yang ditanya langsung menengok, bapak tersebut kaget bukan
kepalang. Bapak tersebut paham betul bahwa orang menyapanya adalah seorang Wakil
Presiden Jusuf Kalla. Suasana di Taman Suropati pun langsung heboh. Kamera
televisi yang ada juga langsung menyorot Wakil Presiden Jusuf Kalla dan menjadi
kerumunan massal. Kejadian ini menjadi kesempatan yang jarang terjadi untuk masyarakat
yang berada di Taman Suropati. Kehebohan tersebut ternyata langsung diketahui
oleh pihak Paspampres. Pasukan khusus yang betugas untuk mengamankan
kepresidenan langsung bergegas menuju Taman Suropati. Akhirnya Jusuf Kalla
mendapatkan pengawalan ekstra ketat untuk kembali ke rumah dinasnya. Sungguh
sifat yang merakyat, meskipun tindakan tersebut berakhir dengan pengawalan Paspampres.
Semata-mata demi keamanan pemimpin negeri ini.
Sifat merakyat Jusuf Kalla juga
diketahui secara luas oleh masyarakat yang tinggal di sekitar rumah pribadinya,
yang berada di Jalan Brawijaya No. 6 Jakarta Selatan. Biasanya keberadaan rumah
pejabat berada di antara rumah mewah
lainnya. Mungkin sebagai prestige yang
harus dijaga. Namun berbeda dengan rumah Jusuf Kalla yang tampak nampak unik. Hal
ini dikarenakan, keberadaan warung kecil mungil yang menempel tepat di sisi
rumahnya. Warung tersebut menjual makanan dan minuman ringan. Pembeli pun nampak
lalu-lalang menyambanginya. Kadangkala, sang penjual juga mengantarkan pesanan kopi
pada pelanggan yang memesan. Warung ini bahkan telah menjadi langganan anggota
Paspampres yang bertugas menjaga kediamannya. Bahkan Jusuf Kalla pernah
mendatangi warung tersebut dan menemui sang empunya serta mengatakan bahwa anggota
pengamanan rumah kediamannya jika untuk belanja kopi di warungnya saja. Sebuah penghargaan yang luar biasa buat sang
pemilik warung yang notabene hanya seorang rakyat biasa.
Gagasan
Untuk Membangun Bangsa
Jusuf Kalla menyadari bahwa
keamanan dalam negeri adalah mutlak dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa. TNI dan Polri yang bertugas sebagai pengaman
bangsa dari gangguan memerlukan peralatan militer yang mumpuni. Oleh sebab itu,
Jusuf Kalla mengusulkan untuk pembuatan panser sebagai alat kekuatan militer. Beliau
merancang, memiliki gagasan awal, dan pelaksanaan pembuatannya. Akhirnya tugas
pembuatan panser diserahkan kepadap PT. Pindad (Bandung) selama 2 tahun
pembuatan. Beliau merokmendasikan gagasan tersebut dengan jaminannya di atas
secarik kertas rancangan gambar panser pada Desember 2007.Empat panser menggantikan
empat panser yang dianggap sudah terlalu tua yang digunakan oleh Grup B
Paspampres untuk menjaga keamanan Very Very Important Person (VVIP). Beberapa
panser lainnya dikirim untuk menjaga keamanan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) di kediaman pribadinya di Puri Cikeas Indah, Bogor. Panser yang lain
dikirim ke Kompleks Istana Kepresidenan dan Sekretariat Negara, Jakarta. Empat
panser itu merupakan bagian dari 40 panser yang telah diserahterimakan dari PT.
Pindad (Bandung) kepada pemerintah dalam sebuah acara resmi yang dihadiri oleh
Presiden Susilo BambangYudhoyono (SBY).
Gagasan Jusuf Kalla yang kontroversial saat menjadi Wakil
Presiden adalah program penghematan BBM. Dimana, masyarakat Indonesia dipaksa
dan diberikan pemahaman untuk mengganti minyak sebagai bahan bakar diganti
dengan pemanfaatan gas elpiji yang lebih efisien. Oleh karena itu, pemerintah mengadakan
pembuatan kemasan gas elpiji 3 kg dan kompor gas satu tungku yang dibagikan
secara gratis di seluruh Indonesia. Kebijakan tersebut ternyata banyak
mengalami penolakan yang luar biasa dari masyarakat. Hal ini disebabkan karena terjadinya
kasus kebakaran yang ditimbulkan oleh penggunaan gas elpiji 3 kg hampir di
seluruh Indonesia. Merubah mindset masyarakat
memang butuh waktu. Jusuf Kalla mengklaim, bahwa dengan penggunaan gas elpiji
maka akan menghemat pemakaian BBM dan mencegah polusi udara. Apalagi bahan
bakar minyak yang tergolong mahal dan boros dalam pemakaian akan semakin
menyengsarakan rakyat. Namun yang terpenting adalah menghemat pemakaian BBM
yang terkandung di Indonesia mulai langka.Kemudian, selanjutnya Pemerintah mengalihkan
menjadi subsidi kendaraan bermotor.
Ketidakcocokan pemakaian gas elpiji
tidak serta-merta membuat Jusuf Kalla menyerah. Program tersebut terus
dikembangkan dan dievaluasi, meskipun banyak penolakan yang tajam dari
masyarakat. Masalah bahan pembuatan tabung gas yang “ringkih” dan mudah pecah
diganti dengan bahan yang kuat.Pengetesan kebocoran tabung gas pun dicek secara
seksama sebelum dipakai masyarakat. Adanya tindakan licik dari oknum pengusaha
yang menyuntik gas ukuran 12 kg ke dalam tabung gas ukuran 3 kg demi keuntungan
merupakan penyumbang terbesar adanya kebakaran tabung gas yang terjadi di
mana-mana. Pihak keamanan dengan tegas mengusut kasus tersebut. Lambat-laun
masyarakat menjadi terbiasa dan cocok dalam pemakaian tabung gas. Masyarakat
mulai menyadari bahwa dengan pemakaian tabung gas masakan akanlebih cepat
matang, hemat bahan bakar dan menghindari polusi udara karena asap. Gagasan
yang berakhir dengan penerimaan masyarakat, meskipun pada awalnya mendapatkan
penolakan dan membutuhkan waktu untuk mendapatkan kesadaran masyarakat.
Bukan hanya gagasan pemakaian gas
elpiji, Jusuf Kalla juga mengeluarkan gagasan tentang adanya Ujian
Nasional (UN) yang masih menjadi polemik
di masyarakat. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia dari SD sampai
SMA, Jusuf Kalla saat menjadi Wakil Presiden mengusulkan penggantian EBTANAS
menjadi UN (Ujian Nasional). Beliau berpendapat, bahwa sebagai pemerintahbertanggung
jawab untuk meningkatkan secara konsisten atas mutu guru, dan melengkapi sarana prasarana. Program
yang menelan biaya ratusan miliar rupiah dilaksanakan di seluruh Indonesia. Banyak
kalangan yang menentang gagasan tersebut. Mereka mengklaim, bahwa dari pada
uang sebesar itu digunakan untuk biaya pelaksanaan Ujian Naional (UN) yang
terkesan sia-sia, lebih baik digunakan untuk berbagai pelatihan guru dan
perbaikan sarana prasarana sekolah. Apalagi dana yang besar tersebut menjadi
lahan untuk menimbulkan tindakan korupsi bagi pejabat pemerintah dan koleganya.
Ditambah lagi dengan hasil yang ditunjukan para siswa menunjukkan hasil yang
kurang memuaskan karena banyaknya siswa yang tidak lulus sekolah. Kejadian siswa
bunuh diri pun tidak bisa terelakkan, karena perasaan malu. Dengan demikian, perlu
adanya evaluasi kembali dengan adanya kebijakan pelaksanaan Ujian Nasional (UN).Apalagi
tahun 2013 dilaksanakan tidak secara serentak seluruh Indonesia.
Dengan adanya perbedaan pendapat
yang mengemuka di berbagai media mengenai pelaksanaan Ujian Nasiona (UN), Jusuf
Kalla pernah membuat analisanya di Koran Kompas sebagai berikut:
“Lalu, apa beda ujian sekolah dan ujian nasional? Dalam ujian sekolah,
pada umumnya guru menguji apa yang telah dia ajarkan, sedangkan dalam ujian
nasional murid diuji apa yang seharusnya mereka ketahui di mana pun murid itu
berada di Indonesia. Dengan demikian, tingkat kecerdasan manusia Indonesia akan
merata antara murid-murid yang sekolah di Jakarta dan mereka yang bersekolah di
daerah-daerah”.
Dari tulisan tersebut, Jusuf Kalla
ingin meluruskan bahwa pelaksanaan Ujian Sekolah (UN) dilakukan untuk menguji
murid atau siswa apa yang diketahuinya selama bersekolah secara merata di
seluruh Indonesia. Hal tersebut juga dimaksudkan, agar tingkat kecerdasan siswa
Indonesia akan merata, baik yang berada disekolah Jakarta dengan siswa yang bersekolah
di daerah-daerah. Analisa Jusuf Kalla memang benar, dengan satu syarat,
kemampuan guru dan prasarana sekolah yang ada di daerah harus seimbang dengan
yang ada di perkotaan. Tidak ada kesan meng-kotak-kotakan sekolah di Jakarta
atau perkotaan dengan di daerah.
Jusuf Kalla adalah sosok yang
menghargai jasa pendahulunya, yaitu Alm. Presiden Soeharto. Meskipun banyak
kalangan membenci, meninggalkan atas apa yang dilakukannya saat menjadi Presiden RI 32 tahun lamanya.
Beliau tetap menghargai dan menghormati jasa Presiden RI ke-2 tersebut. Hal ini
dilakukan dengan memberikan kata pengantar dan sambutan pada peluncuran buku Soeharto Untold Story. Dalam sambutannya
Jusuf Kalla memberikan teladan untuk selalu menghormati kepada pemimpin bangsa
yang besar, seperti Alm.Soeharto. Beliau menganjurkan, agar masyarakat
Indonesia menyampaikan hal-hal yang baik dan menghormati hal-hal yang telah
dikerjakan Alm. Soeharto tersebut. Jusuf Kalla menegaskan, bahwa jangan sampai
terulang apa yang dikatakan majalah Times.
Majalah tersebut menyatakan, bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat
tidak menghormati pemimpinnya walaupun punya jasa yang sangat besar bagi
bangsanya. Jusuf Kalla menegaskan kembali, bahwa Alm. Soeharto adalah sosok
pemimpin yang telah meletakan dasar-dasar pembangunan bagi bangsa dari keadaan
yang sangat sulit, yaitu krisis ekonomi pada tahun 1965. Di mana pada tahun
tersebut, inflasi mencapai 600 persen. Alm. Soeharto menurut Jusuf Kalla telah
membangun bangsa Indonesia tahap demi tahap yang sangat rinci dan sangat
teratur melalui program “Trilogi Pembangunan” yaitu: pertumbuhan, pemerataan
dan stabilitas. Oleh karena itu, jika saat ini berbicara tentang progrowth, projob, propoor, untuk
“Percepatan Pembangunan”. Hal itu telah dilakuakn Alm. Soeharto 32 tahun lalu dalam
program “Akselerasi Pembangunan 25 tahun”. Sebuah tindakan Jusuf Kalla yang
tidak menghilangkan jasa pemimpin sebelumnya, meskipun banyak menuai
kontroversi. Sungguh arif dan bijaksana
sebagai pemimpin bangsa.
Jasa Jusuf Kalla terhadap masalah
bangsa juga dilakukan saat berperan sebagai mediator untuk menyelesaikan
berbagai konflik di tanah air.Beberapa konflik telah diredakan dengan campur
tangannya seperti Konflik Aceh dan konflik Poso (Sulawesi Tengah). Yang terbaru
adalah keinginan Beliau untuk ikut turun
tangan dalam mengatasi masalah konflik Sampang, Madura tentang perseteruan kaum
Syiah dan Sunni yang berawal dari masalah perseteruan keluarga. Apalagi kasus Sampang sebenarnya bukan
masalah Syiah-Sunni, tapi ada masalah keluarga yang dicampur dengan ideologi. Beliau
ingin meyelesaikannya secara damai. Kelihaian Jusuf Kalla dalam mengatasai
masalah bangsa mendapat apresiasi yang luar biasa dari pihak kaum pendidik.
Pada tanggal 2 Maret 2009, Jusuf Kalla menerima penghargaan Ganesa
Prajamanggala Bakti Kencana DR. (HC) H. Muhammad Jusuf Kalla pada sidang
terbuka. Dengan Surat Keputusan
Rektor No. 062/SK/K01/KP/2009 yang disahkan tanggal 20 Februari 2009 memutuskan,
bahwa Jusuf Kalla berhak mendapat penghargaan karena jasa dan pengabdiannya
yang luar biasa sebagai Wakil Presiden RI. Pada kesempatan tersebut, Jusuf Kalla
hadir bersama istri Mufidah Jusuf Kalla, dan dilanjutkan melakukan
penandatanganan sampul hari pertama perangko ulang tahun emas ke-50 dan
peresmian serangkaian acara Dies Emas Institut Teknologi Bandung (ITB). Setelah
menerima penghargaan tersebut, pada tanggal 10 September 2011 Jusuf Kalla juga mendapat
penganugerahan Doktor Honoris Causa (DR (HC)) dari Universitas Hasanuddin,
Makassar. Sebuah penghargaan yang membanggakan bagi anak bangsa. Namun
penghargaan tersebut tidak membuat Jusuf Kalla lupa diri. Beliau tetap berkarya
demi bangsa Indonesia.
Sepatu
“JK” dan Kegiatan Kemanusiaan
Pada saat melakukan kampanye
Calon Presiden untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 yang dilakukan secara
langsung, Jusuf Kalla berkesempatan melakukan kampanye di kawasan industri
sepatu Cibaduyut, Bandung. Kepedulian Jusuf Kalla terhadap UKM sangat luar
biasa. Di saat kunjungannya yang berdialog dengan para perajin, membuat
masyarakat mengelu-elakannya. Dialog antara Jusuf Kalla dan para perjain pun
berlangsung cair. Sebagai rasa kepedulian dan jasa Jusuf Kalla terhadap UKM,
maka perajin membuat merk sepatu yang diproduksinya dengan merk “JK”. Jusuf
Kalla pun memesan sepatu tersebut.
Jusuf Kalla berkeinginan, agar
keberadaan UKM di Indonesia terus diberdayakan dan di-support oleh Pemerintah, seperti aspek pembiayaan. Hal ini dimaksudkan
agar pengusaha pribumi mampu berkembang dan bersaing secara sehat seperti
pengusaha keturunan. Perlu adanya peraturan yang mengatur secara tegas hal
tersebut. Beliau memberikan pengalamannya tentang ketidakseimbangan antara
pengusaha keturunan dan pribumi.Beliau menginginkan adanya pemerataan dalam
partisipasi dan menikmati hasil-hasil pembangunan antara masyarakat keturunan
dan pribumi. Jadi tidak saling menjatuhkan. Beliau memberi gambaran yang
menarik tentang penyelesaian antara keberadaan pengusaha keturunan dan pribumi
yang terjadi di Negara Malaysia. Malaysia mengeluarkan kebijaksanaan ekonomi yang
memihak dan membantu pribumi dalam New
Economic Policy (NEP) tahun 1971 dengan tujuan Poverty Eradication and Income Equalization (Pengentasan Kemiskinan
dan Pemerataan Pendapatan). Di Malaysia, warga keturunan sebanyak 35 persen dan menguasai kegiatan
ekonomi 60 persen. Kondisi ini berarti perbandinganwarga keturunan dan penguasaan
ekonomi sebesar 1:2. Tetapi, di Indonesia dengan warga keturunan yang berjumlah
kurang lebih 6 jutajiwa atau 3 persen dari jumlah penduduk yang menguasai 60%
ekonomi. Hal ini berarti berbanding 20 kalinya. Dengan kata lain, peranan warga
keturunan di Indonesia dalam bidang ekonomi sungguh luar biasa. Hal inilah yang
menimbulkan kecemburuan sosial.
Dalam bidang pariwisata, gagasan
Jusuf Kalla sangat menggiurkan.Kita masih ingat tentang program dukungan
masyarakat Indonesia terhadap Kawasan Wisata Komodo melalui SMS. Di mana,
dukungan tersebut akhirnya membuahkan hasil bahwa Kawasan Wisata Komodo telah
diakui sebagai bagian dari "The New 7 Wonders" ( 7 keajaiban dunia
baru) selain Amazon, Halong Bay, Iguazu Falls, Jeju Island, Puerto Princesa
Underground River, dan Table Mountain. Berkat jasa Jusuf Kalla yangbertindak
sebagai Duta Komodo, menjadikan Kawasan Wisata Komodo masuk dalam tujuh besar
keajaiban dunia. Masuknya Kawasan Wisata Komodo sebagai 7 Keajaiban Dunia
merupakan bentuk kebersamaan bangsa. Jusuf Kalla mengatakan bahwa binatang Komodo
yang diributkan selama ini masih hidup tenang di pulaunya di Nusa Tenggara
Timur. Komodo sendiri tidak tahu dia menang, dia sendiri tidak membutuhkan
peningkatan kebutuhan. Tetapi, yang membutuhkan peningkatan kesejahteraan
justru masyarakat di sekitar. Di mana, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang ada
hanyalah hamparan padang sabana dan teriknya matahari yang menerpa warga yang
pekerja keras.
“Jalan
Keluar” dan Novel Tentang Ibu
Saat debat publik Calon Presiden
2009, pertanyaan yang ditujukan untuk Calon Presiden 2009 Jusuf Kalla oleh
pemandu acara adalah apa yang akan dilakukan jika tidak menjabat sebagai
Presiden lagi. Dengan enteng Jusuf Kalla menjawab bahwa yang dilakukan beliau
adalah mengurusi pendidikan dan melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk bangsa
Indonesia selama masih membutuhkannya. Jawaban tersebut terbukti setelah Jusuf
Kalla tidak lagi menjabat sebagai pemimpin negeri. Jusuf Kalla justru semakin
padat kegiatannya. Melalui Munas Palang Merah Indonesia (PMI) ke-19, Jusuf
Kalla terpilih sebagai ketua umum Palang Merah Indonesia (PMI) periode
2009-2014.Tugas yang diembannya adalah membawa misi kemanuasiaan, seperti menjaga
stabilitas stok darah yang sangat dibutuhkan banyak orang. Tindakan kemanusiaan
yang dilakukan di antaranya pelepasan tim misi kemanusiaan ke Negara
Philipina yang dilanda topan Haiyan.
Dengan menggunakan Kapal Motor (KM) Emir yang membawa 688.862 ton barang
bantuan PMI. Tim kemanusiaan PMI akan bertugas selama satu bulan kedepan dan
direncanakan melakukan operasi tanggap darurat di Provinsi Negros Oriental,
Philipina yang masih sulit untuk dijangkau.
Di bidang relegius, Jusuf Kalla
dipercaya sebagai ketua umum Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) periode
2012-2017 dalam Muktamar VI DMI di Jakarta. Beliau bertugas mengembangkan tugas
keagamaan. Mengembangkan fungsi masjid demi kemaslahatan umat bangsa di seluruh
Indonesia. Oleh sebab itu, beliau sangat aktif menyelesaikan berbagai konflik
yang berhubungan dengan keagamaan.Hal itu semata-mata untuk menjaga kerukunan
antar umat seagama, antar umat beragama dan antar umat beragama dengan
pemerintah (Tri Kerukunan Umat beragama).
Di bidang jurnalistik, Jusuf Kalla pun
tak luput dari incarannya. Jusuf Kalla merupakan salah satu sosok yang gamang
terhadap berbagai masalah bangsa yang tidak kunjung terselesaikan, seperti
masalah perekonomian, suksesi kepemimpinan dan aparat birokrasi yang bobrok.
Untuk menganalisa berbagai permasalahan tersebut, beliau dipercaya oleh sebuah
stasiun televisi swasta untuk menjadi host acara Talk Show bertajuk “Jalan
Keluar”. Acara tersebut menghadirkan berbagai narasumber yang ahli di
bidangnya. Acara yang terkesan santai dan tidak menggurui membuat narasumber
tidak canggung untuk menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan dari Jusuf
Kalla. Kesan protokoler yang pernah menyelimutinya tidak muncul lagi. Begitu
inspiratif membahas berbagai permasalahan bangsa.
Namun, langkah Jusuf Kalla tidak
terlepas dari peran orang yang ada di sekitarnya. Jusuf Kalla merasakan bahwa
kesuksesannya dalam hidup tidak terlepas dari didikan orang tuanya, terutama
ibunya. Begitu sayang dan menghargai jasa ibunya, Jusuf Kalla meluncurkan novel
yang bercerita tentang ibunya, yang bernama "Athirah". Nama tersebut juga
dijadikan sebagai judul novel. "Ibu merupakan tokoh sentral, di buku ini
bercerita pengalaman, kisahnya dalam mengatasi masalah hidup tidak dengan
menangis, tetapi dengan sikap positif," kata Jusuf Kalla saat peluncuran
novel tersebut di Jakarta. Menurut Jusuf Kalla, sosok yang ia sebut Emma telah membentuk Jusuf Kalla seperti
sekarang ini. Bahkan, Jusuf Kalla menganggap Emma adalah matahari yang selalu memberi nilai-nilai kehidupan dan
prinsip-prinsip yang mewarnai hidupnya. Novel yang ditulis oleh Alberthiene
Endah (AE) tersebut diluncurkan tepat pada Hari Ibu yang menceritakan tentang perjuangan seorang ibu yang menikah di usia
muda dan harus pula berbagi suami dengan perempuan lain. Atas kecintaannya
terhadap ibunya, Jusuf Kalla juga memberi nama pesawat pribadinya dengan nama “Athirah”.
Mengungkap
Tabir Kasus Century dan Pilpres 2014
Kasus Century merupakan kasus
terbesar hingga saat ini.Kasus Century yang telah merampok uang Negara sebesar
6,7 triliun belum mampu diselesaikan hingga sekarang. Aktor-aktor elit yang
terlibat belum mampu dieksekusi dengan hukuman yang setimpal. Kasus tersebut
bermula saat Jusuf Kalla menjabat sebagai Wakil Presiden periode 2004-2009.
Pemerintah yang ada sekarang ini mengklaim, bahwa tidak ada perampokan dalam
Kasus dana talangan Bank Century. Jusuf
Kalla menuturkan bahwa jika memang benar tidak ada perampokan uang negara,
mengapa orang yang bersuara lantang mengkritisi kasus tersebut harus dibungkam
oleh Pemerintah. Kasus Century semakin membingungkan dengan munculnya berbagai
kasus korupsilain, seperti Kasus Hambalang yang disinyalir telah melibatkan
para pejabat negara. Akhirnya Kasus Century pun semakin lama semakin hilang
ditelan bumi.
Kegelisahan mengenai Kasus Century
yang tidak pernah ada ujung pangkalnya membuat kegelisahan seorang Jusuf Kalla.
Kasus Century yang telah merugikan negara Rp. 6,7 Triliun, menggerakkan Jusuf
Kalla untuk menulis tentang permasalahan tersebut melalui akunnya di
Kompasiana.com pada tanggal 28 November 2013 dengan membeberkan sejumlah fakta
yang mengindikasikan kasus korupsi Bank Century tersebut merupakan skandal
perampokan yang dilakukan secara sistemik. Berikut tulisan Jusuf Kalla di
Kompasiana tersebut:
Saya ingin berikan pendapat tentang
latar belakang krisis yang terjadi tahun 2008 lalu.Pada waktu itu, krisis yang
terjadi adalah krisis ekonomi Amerika, bukan krisis Indonesia.Tentu dampaknya
adalah kepada ekonomi Amerika, sehingga impor mereka menjadi sulit dari
China.Dan, inilah kemudian menurun dan berdampak pada ekonomi kita.Artinya,
yang berakibat semuanya pada kita adalah ekspor yang menurun, terutama ke
China.Akibat ekspor menurun inilah tentu ada masalah-masalah lainnya.
Pada Kamis 20 November 2008 lalu,
rapat diadakan di kantor Wapres, kantor saya waktu itu. Hasil rapat tanggal 20
November itu adalah tentang situasi perekonomian Indonesia secara umum yang
terangkum dalam penjelasan yang diberikan oleh saudara Anggito Abimanyu yang
mewakili Menteri Keuangan.
Waktu itu saya minta Menteri
Keuangan yang memberi penjelasan pada publik tapi kemudian Menteri Keuangan
menugaskan saudara Anggito, yang saat itu merupakan Kepala Badan Kebijakan
Fiskal.
Dalam penjelasannya, Anda bisa baca
di Kompas tanggal 21 November 2008, adalah bahwa Pemerintah percaya diri
ekonomi kita dapat dikontrol dengan baik.Kita masih memiliki cadangan surplus
dari APBN tahun sebelumnya, jadi kondisi kita masih baik.Memang waktu
disampaikan juga oleh Pak Boediono ada masalah-masalah soal ekonomi, itu karena
ekspor menurun.Itu memang masalah.Tapi tidak ada dibicarakan tentang bank.
Krisis tentu ada dampaknya, tetapi
tak akan menyebabkan krisis buat Indonesia. Itu jelas Anda bisa lihat pada
kesimpulan rapat yang dipublikasikan dan diberikan kepada umum. Dalam rapat itu
sama sekali tidak membicarakan masalah perbankan atau pun Bank Century. Tidak
ada sama sekali. Bahkan, Menteri Keuangan maupun Gubernur Bank Indonesia tidak
pernah menyampaikan adanya suatu bank yang gagal atau semacamnya.
Saya waktu itu menjabat sebagai
acting Presiden.Akan tetapi mengapa rapat KKSK (Komite Stabilitas Sistem
Keuangan), tentang bank gagal dan dampak sistemik tidak dilaporkan?Bukannya
seharusnya dilaporkan?Apalagi masalah besar seperti itu.Namun saya akhirnya
dilapori hari Selasa minggu setelahnya. Rapat mereka adalah hari Jumat-Sabtu
(21-22 November), dimana paginya diputuskan dana bail-out Century. Uang juga
dikeluarkan Sabtu.
Saya bingung juga, mengapa uang
dikeluarkan hari Sabtu-Minggu?Mau kemana uang dikeluarkan hari Sabtu?Bukannya
bank-bank tidak ada yang buka?Lari kemana uang itu?
Senin bingung, kenapa tiba-tiba
keluar 2,7 triliun. Padahal yang disetujui menurut apa yang dilaporkan ke saya
adalah 630 milyar. Selasa bingung.Rapat lagi.
Lalu, saya mendapat laporan, Pak
ada masalah seperti ini, terjadi drain, terjadi keluar uang yang begitu besar.
Saya bilang ada apa! Nah waktu itulah ketika diceritakan masalahnya, saya marah
kenapa terjadi uang keluar begitu banyaknya tidak dilaporkan.Jadi uang keluar
baru dilaporkan.
Ini jelas bermasalah, karena dana
yang dikeluarkan sebesar 6,7 triliun itu melebihi apa yang diminta dan
diperlukan Bank Century. Ini merupakan perampokan.Kalau ada uang dikeluarkan
Sabtu dan Minggu, itu bermasalah, sebab bank-bank sudah jelas sedang tutup.
Untuk itu, waktu itu saya langsung
menelpon Kapolri, saya perintahkan untuk menangkap Pemilik Bank Century, Robert
Tantular.
Dengan melihat apa yang ditulis
oleh Jusuf Kalla di atas, memberikan fakta baru bahwa dana talangan sebesar Rp.
6,7 triliun merupakan tindakan yang megindikasikan perilaku korupsi yang dilakukan
secara terstruktur. Tindakan tersebut jelas telah melibatkan pihak Bank
Indonesia untuk mengucurkan dana talangan yang luar biasa besarnya kepada Bank
Century. Oleh sebab itu, tabir yang menyelimuti Kasus Dana Talangan Bank
Century mulai terkuak. Tulisan Jusuf Kalla tersebut perlu ditindaklanjuti
petugas yang berwenang KPK secara tegas, berani, jujur, transparan dan
bertanggung jawab.
Kesibukan Jusuf Kalla dalam
berbagai kegiatan kemanusiaan, membuat banyak kalangan menginginkan untuk
menjadi pemimpin bangsa kembali. Tetapi permasalahannya adalah beliau masih
berada di bawah naungan Partai Golkar. Di mana, Partai Golkar secara resmi
telah mendeklarasikan Aburizal Bakrie (Ical) sebagai Calon Presiden 2014.
Padahal, untuk dideklarasikan sebagai Calon Presiden atau Wakil Presiden harus
melalui mekanisme yang ada, yaitu: melalui partai politik. Meskipun melalui
jalur independen pun bisa. Tetapi kecil sekali peluangnya untuk memenangkan
dalam sebuah pertandingan Pemilihan Presiden (Pilpres). Wacana Jusuf Kalla
dicalonkan Presiden mengundang reaksi pedas dari wakil rakyat Partai Demokrat,
Ruhut Sitompul.Ruhut Sitompul yang mengatakan, bahwa Jusuf Kalla bukan masanya
lagi untuk dicalonkan menjadi Presiden, tetapi lebih pantas untuk menimang cucu
saja. Yang luar biasa adalah statement pedas
tersebut tidak direspon sama sekali oleh Jusuf Kalla.
Dengan terpaksa, beliau harus
mencari dukungan dari partai lain yang menaunginya. Gayung pun bersambut, ada
partai lain yaitu: Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang berniat mengajukan
Jusuf Kalla maju sebagai Calon Presiden. Tetapi, Beliau harus bersaing dengan 2
calon lain yang diajukan oleh partai PKB, yaitu: Prof. Mahfud MD dan H. Rhoma
Irama. Partai PKB pun ingin mengetahui
lebih jauh tentang visi dan misi Calon Presiden yang akan diajukannya. Dalam
suatu kesempatan Jusuf Kalla dan 2 Calon Presiden lainnya duduk satu meja dalam
sebuah seminar politik yang digelar di Kompleks Gedung Parlemen, tanggal 2
Desember 2013. Jusuf Kalla bersamaProf. Mahfud MD dan H. Rhoma Irama, menyampaikan gagasannya
dalam seminar yang bertemakan "Menciptakan Lembaga Kepresidenan yang
Efektif dan Efisien untuk Kepentingan Rakyat".
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, menunjukan
bahwa tindakan dan gagasan seorang Jusuf Kalla pada saat menjabat sebagai Wakil
Presiden ke-10 dan setelah tidak menjabat sebagai pemimpin negeri membuatnya
tidak berdiam diri. Kesibukannya dalam membangun bangsa justru semakin
bertambah padat. Gagasan yang pernah dikeluarkan tidak berhenti saja sejak
tidak menjabat Wakil Presiden. Kepercayaan bangsa justru membawanya untuk
mengurusi masalah kemanusiaan dan relegius, yaitu sebagai ketua umum Palang
Merah Indonesia (PMI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI). Sebuah keseimbangan
tugas yang baik antara dunia dan akhirat.
Banyak gebrakan yang telah
ditorehkan oleh Jusuf Kalla, seperti pengadaan panser, Ujian Nasional (UN) yang
masih menjadi polemik, penggunaan gas elpiji (LPG), penyelesaian berbagai
konflik di daerah, masuknya Kawasan Wisata Komodo, NTT yang menjadi bagian dari
“7 keajaiban dunia”. Sebuah penghargaan yang tidak dipandang sebelah mata. Kepercayaan
yang besar dari rakyat Indonesia membuat Jusuf Kalla digadang-gadang untuk mencalonkan kembali sebagai calon pemimpin
negeri dalam Pilpres 2014. Meskipun partai yang dulu pernah dibesarkannya sudah
tidak mendukungnya sebagai Calon Presiden 2014, tetapi ternyata ada partai lain
yang siap mengusung dirinya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Namun persaingan
Calon Presiden 2014 sangatlah ketat sekali. Jusuf Kalla tetap mancung menjadi Calon
Presiden dari partai lain. Namun, semuanya tergantung pada suara rakyat di
Pilpres 2014 nanti. Waktulah yang akan menjawabnya. Selamat melakukan tugas
bangsa, JK …
Referensi:
http://blogspotpemula.blogspot.com/2011/11/terima-kasih-bapak-jusuf-kalla-komodo.html
http://www.itb.ac.id/news/2356.xhtml
Pengamatan pribadi
Post a Comment for "JUSUF KALLA, “DOCTOR HONORIS CAUSA” YANG AKTIF MEMBANGUN BANGSA"